Cerita Gay Romantis dan Cerita Gay Sex di padukan ke dalam Cerita Gay Khusus Cowok yang berisi Cerita Gay Bergambar.
Halo! Kali ini
author akanmencoba mengupdate cerita langsung dengan tunggakannya. Mungkin bisa
sampai 3 episode untuk hari ini guys. J Karena kontennya masih belum masuk ke
ranah panas, jadi it’s free for all readers J Ok, langsung aja guys, this is
it, LOVE SEASON.
Episode
sebelumnya : Revan membawa Ariel ke puncak saat kelas mereka telah menyiapkan
surprise untuk ulang tahun Revan. Ira yang begitu mencintai sosok Revan
menghadapi banyak masalah dalam pelaksanaan rencana surprise itu. Simak
kelanjutannya berikut. ;)
Love Season Episode 2
“Stop di sini!
Gw mau bicara sama lo.” Doni menarik dalam nafasnya dan membuangnya kasar.
Seorang gadis dengan rambut tertata menghalangi langkahnya dengan kasar. Doni
hanya menatap gadis itu kesal. Koridor sekolah saat itu sepi oleh siswa. Semua
orang sibuk menghabiskan waktu istIrahat mereka masing-masing. Kedua remaja itu
kini tertaut dalam ketegangan.
“Cewek itu gk
berharga klo berani hadapin cowok duluan.”
“Dan cowok yang
nusuk lawan dari belakang itu sampah busuk.”
“Jaga Ucapan
Lu!” Doni berteriak saat tangannya hampir melayang ke wajah cantik Ira.
“Ayo Pukul!”
teriak Ira tanpa menurunkan tatapan dan telunjuknya yang sedari tadi menghujam
Doni.
“Dasar
Pecundang!” kutuknya lagi-lagi.
“Apa Lu
Bilang?” emosi Doni semakin meningkat. Kinni tangannya menggenggam erat kerah
baju Ira.
“Iya, lo itu
Cuma pecundang yang Cuma bisa ngaduin kelemahan Revan di depan orang lain.”
Kini Ira membalas menarik kerah baju Doni. Gadis 17 tahun ini benar-benar tak
kenal takut.
“Klo Lu bukan
cewek,,” teriak Doni menunjuk mata Ira.
“Karna dia
bukan cowok, lo boleh pergi sekarang.” Ucap seorang gadis yang tiba-tiba muncul
dari balik tembok di belakang Doni.
“Oh, dua lawan
satu?” Ira terkekeh. Kini ia melepaskan tangannya dari kerah Doni. Ia juga
melepaskan kerahnya dari genggaman Doni dengan mudah. Sementara Doni masih
menatap Sinta yang menatap geram ke arah Ira.
“hmm,, lo gk
dengar tadi gw bilang apa?” tatapan Sinta sepertinya semakin tajam.
“Don, cewek ingusan
gk cocok buat kamu. Biarin aku yang nyapuin jalan kamu.” Lanjutnya tanpa
sedikitpun membuang matanya.
“Hmh..” dengus
Doni berat.
“asal jangan
sampai rambut kamu berantakan. Gw gk suka cewek singa.” Kini Doni bisa mengucap
kata-katanya dengan tenang. Ia tak lagi harus menghadapi gadis kasar seperti
Ira. Suasana kembali menegang dan semakin menegang. Dua gadis yang tadi pagi
bercanda kini saling menautkan tatapan nanar mereka ke arah lawan.
~09.23~
“Tuut.. Tuut..”bunyi
HP Ariel. Tertulis 12 missed calls & 7 new massage.
<Di
Puncak>
“Handphone
Gw?!” teriak Ariel tiba-tiba di tengah gelak tawanya dengan Revan.
“Kenapa?” suasana mendadak serius.
“Handphone Gw
Di mana?” darurat Ariel meraba-raba saku celananya.
“Coba cari di
tas.” Saran Revan. Ariel menurut saja. Ia merogoh kan tangannya ke dalam tas
dan mengeluarkan sesuatu.
“Gk ada juga.”
Ariel putus asa. Wajahnya mulai cemberut. Digenggamnya sebuah buku agenda.
“Paling
ketinggalan.” Ucap Revan santai. “Dasar anak pelupa.” Sergahnya lagi sambil
menjitak pelan kepala Ariel.
“REVANN!” Ariel
berteriak. Matanya memerah. Revan menggembungkan pipinya, tak mampu menahan
tawa.
“Ini semua
gara-gara kamu.” Teriak Ariel lagi. Dengan cepat Ariel mencubit perut Revan
dengan sangat kuat.
“Aw.. Sakit! Lu
mah, Ah.! Hahaha,..” pekikan Revan berganti gelak tawa lagi setelah Ariel
berhasil menggelitikinya. Lelah tertawa, mereka
merebahkan diri sejenak di atas serambi tempat mereka duduk itu.
“Krk..”
“HaHaHa..” suara tawa mereka kembali terdengar setelah bunyi perut Ariel
membuat mereka bertatapan.
“Van, gw laper.
Makan yuk!” rengek Ariel mengubah bentuk wajahnya.
“Gk ah gw gk
laper. Lagian gw masih pengen di sini.” Jawab Revan serius. Ariel sepertinya
ingin bicara. Tapi melihat mimik Revan yang seperti itu, ia jadi mengurungkan
niatnya. Wajah Revan menatap langit seperti berkata, “apa maumu tuhan?”
“Krk,,” suara
perut kembali terdengar. Namun kali ini bukan milik Ariel.
“Yakin masih
mau di sini?” goda Ariel mencolek Revan.
“Heheh,
ketahuan yah?” kekeh Revan. Kedua sahabat ini lalu berjalan ke motor besar
Revan.
Ada Yang Hot
: Rian Behind The Rain dan Pertama KaliMenghisap Kontol
~09.31~
<Di
Sekolah>
“Ra, plan B jadi kan?” bisik Renata saat pelajaran berlangsung. “Ra, lo dengar
gk sih? Ra! Ra?! Ira..?!” Renata menjadi tidak sabaran saat tak mendapati
respon dari sahabatnya yang duduk tepat di depannya itu.
“Iya, ada apa Renata?” mata Renata membulat besar. Jawaban itu bukan dari Ira,
tapi dari bu Siska. “Mampus aku..” keluhnya dalam hati.
“Kenapa kamu tidak menjawab?” dalam sekejap langkah bu Siska sudah sampai ke
sampingnya.
“A.. Anu Bu.
Ituloh, Iranya ketiduran, makanya saya bangunin.” Bu Siska melihat ke arah Ira,
lalu mengangguk tanda mengerti. Alas an Renata sepertinya berhasil. Sesaat
kemudian, Ira yang sedari tadi menundukkan kepalanya tiba-tiba mengangkat
kepalanya. Ia berbalik melihat gurunya, lalu menatap nanar ke arah Renata.
Kembali ia menatap gurunya dengan raut tak bersalah.
“Gk kok Bu,
saya gk tidur. Ini, tadi Renata nanyain urusan di luar sekolah ke saya. Masa
dia mau diskusiin rencana surprise Revan di kelas yang lagi belajar?” Ira
membeberkan semuanya. Wajahnya menyeringaikan sorak kemenangan atas Renata yang
kini berekeringat dingin.
“Kalian berdua
ke kantor setelah pelajaran selesai.” Hakim bu Siska.
“Tapi Bu,,”
rengek Renata. “Gk ada tapi-tapian.” Putusnya lagi.
“Kok saya juga
Bu?” ucap Ira membuat bu Siska menatap nanar ke arahnya. Bu Siska tak bicara, hanya
alisnya yang terangkat seperti berkata, “masih nanya?” menegerti akan hal itu,
Ira pasrah juga. Ia menghentakkan tubhnya ke kursi.
“Sekarang mari
kita lanjutkan…” komando bu Siska melanjutkan.
~09.40~
<Di
Jalan>
Revan masih melajukan motor besarnya. Di belakangnya, Ariel masih terhanyut
menikmati segarnya udara perjalanan mereka. Bukan hanya udara pegunungan, tapi
juga aroma tubuh Revan yang terbawa angin ke arahnya.
“Van, hati-hati dong!” teriak Ariel. Ia terkejut karena motor besar itu
meloncat. Lamunannya terhambur mengagetkannya. Sesaat kemudian jantungnya
hamper berhenti. Matanya melirik ke bawah pinggang Revan.
“Maaf, tadi ada
jalan rusak gk kelihatan.” Jawab Revan sedikit berteriak sambil memelankan
kecepatan motornya. Tapi Ariel masih terdiam. “Riel, lug k apa-apa kan?” teriak
Revan lagi. Namun orang yang dipanggil tak kunjung menyahut. Revan menjadi
bingung. Sedikit ia menoleh ke belakang. Tiba-tiba ia merasakan Ariel menarik
tangannya yang sejak loncatan motor tadi telah melingkar di perutnya.
“A.. Ah,
kenap.. pa?” gagap Ariel jadinya. Wajahnya mendadak memerah padam dan memanas.
Ia tak mampu menyembunyikan kegugupannya saat itu. Ariel memilih memalingkan
wajahnya dari tatapan Revan. Tiba-tiba motor berhenti.
Kali ini Revanlah
yang jantungnya berhenti. Ternyata kehangatan yang ia nikmati itu adalah
pelukan Ariel. Pelukan Ariel yang nyata, bukan khayalannya. Kedua remaja itu
berdiri dengan kegugupan yang menguasai mereka di pinggir jalan yang sepi.
Setelah berdiri dengan diam beberapa detik, akhirnya yang lebih dulu mampu
menguasai diri adalah Ariel. Ia mencoba mengembalikan keadaan semula.
“Eh kita mau
sampai kapan berdiri di sini? Udah yuk, laper nih.” Katanya masih sedikit
bergetar. Revan yang berdiri di depannya hanya mengangguk, lalu melanjutkan
perjalanan mereka.
***
Pre- Episode
selanjutnya :
Revan menatap
Ariel dalam. Ariel mulai merasa risih, ia sadar bahwa Revan mulai marah karena
ia mengungkit hal buruk dalam diri Revan. Dengan kepala tertunduk, Ira dan
Renata terus menggigit bibir bawah mereka. Perasaan tak tenang merayapi hati
mereka. Apa yang akan jadi hukuman mereka dan seberapa kejamkah bu Siska ini
sebenarnya? “Kalian tahu kenapa kalian di sini?” DeG! Pertanyaan bu Siska
hampir mencopot jantung Ira dan Renata. Renata yang tak tahan sampai terduduk
lemas, ambruk saat berdiri di atas kakinya yang bergetar tak mampu menopang
tubuhnya.
0 Response to "Love Season Episode 2 "
Post a Comment