Rian Sahabatku PART 1 : Diary SMA

Siip,, Masih siang kan agan2 super? Nah, kali ini aku mau posting cerita keduaku.. Tapi disini aku mostingnya yang ketiga.. 
Ohya, buat yang imut ane masih setia mengingatkan untuk tidak over consume yah!! INGAT!! Akan merugikan diri sendiri.. Ok langsung aja deh,, Chek it broth..


Aku adalah seorang bisexual. Aku punya seorang sahabat yg aku kenal dua tahun lalu saat aku masuk sma. Namanya Rian dan aku Alvin (namaku diubah biar enak). Rian adalah seorang yg cuek pada semua org kecuali sahabatnya, santai, cool, ganteng, kulit putih, hidung mancung, bibir merah 5exi dan tubuh yg nikmat dipandangi. Tentu saja aku menyukainya. *sejak pandangan pertama.
Selama dua tahun kedekatan kami, aku sering bermanja dan mesra padanya, meskipun itu hanya pikiranku saja. Aku menikmati hari2 ku dgnnya. Tp aku tak bisa mengutarakan isi hatiku padanya. Ia punya banyak pacar wanita dan selalu dikejar wanita. Karena itulah aku memilih mengadu pada diary khusus ku yg kuberi judul ".A.M". Di dalamnya ada cerita kontak mata perdana, rindu hari pertama, sedih, kesal, bahagia, tawa, tangis, semua ada di dalam diary yang kini telah hanyut terbawa arus itu.
Singkat cerita, malam ini malam terakhirku di sma ini, karena aku mengambil program kelas percepatan. Aku akan meninggalkan rian. Hatiku sedih, aku menangis di depannya.

#08.38 PM#

"Rian kamu belum pulang? Nanti ibu kos ku marah loh." tanyaku dengan suara parau.
"Belum, sampai kamu nangis."
"Ok, udah berhenti. Sekarang kamu boleh pulang." aku bangkit dr posisi tidurku. Kulihat rian duduk di meja belajar sambil mencorat coret.
Mendengar kata2ku, rian berbalik. Wajahnya tak terlihat senang.
"Liat, aku gk bkal nangis lagi." lanjutku menghusap air mataku.
"Ok gw tau. Tapi kenapa lo nangis?" wajahnya nampak kesal. Entah kenapa.
"Kamu kenapa kyak kesal gitu?"
"Lo anggap gw sahabat kan? Klo lo takut bkal ninggalin tmn2 lo, bkal kangen tmn2 lo, fans2 lo, sahabat2 lo, seragam2 lo, lo tinggal bilang. Ada gw buat jadi tempat curhat lo."
Aku terkejut mendengarnya. Ia benar benar marah. Ia membanting pulpenku yang dari tadi ia pegang. Aku terhanyut dalam ketegangannya.
"Maaf." ucapku mulai menangis lagi. Kini aku benar benar jatuh dalam emosiku. Aku ingin sekali memeluknya, tapi tak bisa, aku harus tetap sadar.
"Gk usah. Gk perlu. Gw pulang." kata- katanya lemah. Kenapa ia begitu. Apa dia salah paham? Apa dia pikir aku tak menganggapnya sahabat? Batinku berbicara sendiri. Aku semakin terisak. Suara mobilnya tak terdengar lagi.
....,................ .....

Keesokan harinya aku bangun terlambat karena kecapean nangis. Aku mengambil hpku dan kulihat 7 panggilan tak tetjawab dan 11 sms belum terbaca. Aku segera membuka semuanya. Tp tak ada yang atas nama rian disana. Apa rian begitu marah? Tp tak ada waktu memikirkan itu. Aku harus segera ke sekolah. Acara wisuda telah dimulai setengah jam yang lalu.
..................

"Rian yang seharusnya jaga buku tamu disini mana?" ucapku pada seorang rekan rian di osis.
"Dia gk datang. Dia bilang gk bisa hadir. Lagi ada masalah katanya. Udah sono masuk. Nggak mau wisuda?" katanya menjawabku. Akupun masuk dengan sejuta tanya. Aku merindukannya. Ini hari terakhirku. Aku akan pulang kampung dan akan segera kuliah merantau. Aku tidak berniat utk konsentrasi pada acara wisuda ini. Tp aku harus. Sialnya...
Setelah waktu berjalan begitu lamban dan menyiksa batinku, akhirnya seluruh rangkaian acara wisuda dan pagelaran foto bersama selesai. Aku berjalan kearah halte sekolah. Sangat ramai disana. Tp hanya disana aku bisa dapat angkutan untuk pulang selain dari rian. Hpku bergetar. 1 pesan belum terbaca. Aku membukanya. Yes dari rian. Hatiku berteriak senang.
"Naik mobilku di bawah pohon beringin samping kiri sekolah."
Aku tak tunggu lama. Aku sampai dan masuk kedalam mobilnya.
"Plis diem dulu." katanya menunjuk jarinya pada bibirku. "Kita ke sungai. Jangan bertanya untuk apa. Diam saja dan menurutlah." rian memberiku perintah seakan bertubi-tubi seakan tau jalan pikiranku.
......,..................

    

Selama perjalanan kami hanya diam tanpa kata dan tak ada yg menghadap kearah lawan. Batinku menunggu nunggu sampainya kami. Hingga kami sampai di sungai. Tempat sepi ini adalah tempat bermain favorit kami karena tenang teduh dan dekat air. Ini tempat rahasia dua sahabat. Kami pernah berkemah berdua disini dan hari itulah diaryku terbawa arus sungai ini.

"Kamu diam aja aku akan jelasin semua jawaban atas pertanyaan yang mungkin kamu pikirkan." aku hanya mengangguk heran. Tak pernah dia seperti ini. Lalu dia mengubah posisi duduknya dan menghadap padaku. Aku mulai salah tingkah karena dia menatap lekat mataku. Aku ingin protes tapi dia lebih dulu bicara.
"Kamu liat tulisanku tadi malam?"
"Iya, kamu nulis Maaf. Maksud kamu apa.?"
Lalu tiba-tiba rian memelukku erat sekali. Aku membiarkan ia memelukku swbagai sahabat. Tangan kurasa semakin kuat memelukku. Aku ingin bertanya kenapa tapi aku tak ingin menghancurkan momen indah ini. Aku mulai mendengar isaknya. Aku terkejut. Sangat terkejut.
"Kenapa?" aku mencoba melepaskan diri tapi ia tak membiarkanku. Ia memelukku semakin erat.
"Maaf. Kamu selama ini tersiksa karena aku."
"Maksud kamu?" kini aku berhasil melepaskan pelukannya. Aku terkejut dan kekuatanku meningkat lebih dari pelukannya.
"Aku sama seperti kamu." kata katanya benar benar membingungkanku.
"Apa yang kamu bicarakan." selidikku memicingkan mata. Kuliahat ia meraih sebuah tas disampingnya. Aku kaget melihat tas itu adalah tas yang jatuh bersama diaryku waktu itu.
"Ya, ini tas yang aku berikan. Aku kembali dan mencarinya hari itu. Meskipun hujan tapi aku tak ingin kenangan kita hilang. Aku melahatnya tersangkut pada ranting pohon pinggir sungai. Tapi ternyata ada yang lebih berharga dari tas ini. Kamu tidak lupa kalau tas ini khusus hujan kan?" aku tak bisa berkata apa apa saat itu.
"Aku cinta sama kamu seperti kamu cinta sama kamu." lanjutnya seakan menendang tepat jantungku.
"Aku juga gk rela kamu pergi." lanjutnya lagi.
Aku tak tahan lagi. Aku menariknya memeluknya erat. Melepaskan pelukanku dan mencium bibirnya yang selama ini aku cintai diam diam. Ia membalas ciumanku. Ciuman mesra yang agak ganas. Mata kami tertutup. Ini yang pertama dalam sejarahku. Saling menjilati bibir dan menghisap satu sama lain. Menikmati alur irama nafas yang terengah dalam balutan ritual cinta. Rian kini meraba dadaku. Akupun tak kalah darinya. Kupilin putingnya dari luar baju kami. Aku mulai membuka bajunya dan Begitu sebaliknya. Aku turun dan mulai menciumi lehernya lalu turun ke bahunya, menari pelan dan sampai ke dadanya yang bidang dan mengeras karena sensasi itu. Lidahku ku mainkan ke putingnya. Dan tanganku yang kiri memilin putingnya sebelah kanan. Aku menikmati percintaan ini dengan air mata. Aku mengulangi dan merubah posisi kiri ke kanan selam lima menit.

Baca Juga : Pertama Kali Menghisap Kont0l


Rian kemudian mengangkat kepalaku. Ia kembali menciumiku. Menjilati bibir2ku, turun ke daguku. Semakin ke bawah semakin lembut dan nikmat kurasa. Aku menggigit bibir bawahku saat ia menghisap putingku. Hmmh, erangku merasa seperti diestrum listrik hingga menjalar keseluruh syaraf kenikmatanku. Agak lama rian menghisap dan mempermainkan putting susuku. Hingga sekali ia menghisapnya sangat kuat dan dalam. “Hmmhh… Owhh..” erangku setengah berteriak. Aku tak tahan lagi. Segera aku mengangkat kepalanya, melumat bibirnya yang seksi itu lagi, menari hingga kebawah perutnya. Aku mencium bau kejantanan yang meleleh dari tadi. Aku menciuminya dari luar pembungkusnya. Kami kembali beradu cepat melepas celana kami masing2. Kini aku dan rian sama sama telanjjang bulat di dalam sebuah mobil di tengah kesepian hutan pinggir sungai. Dengan cepat aku meraih rudal coklatnya. Aku memulainya dengan mengocok. Kulihat rian mulai menikmatinya. Aku mulai menjilati lubang kencingnya.
“hsssh,, ssstt.. ohm.. fvck.. sshhht,, enakss.. ahm” desisan nikmatnya keluar begitu sajja dari mulut rian. Tak ada yang akan mendengar kami. Hanya berdua dan bebas menikmati percintaan yang luar biasa nikmat ini.

Aku telah memasukkan kont0lnya sampai tak ada yang tersisa diluar. Uhmm, nikmta dan besar. Rian mengent0ti mulutku dengan lembut tapi 5exy. Sangat 5exy dan nikmat. Sepuluh menit telah berlalu. Buah zakarnya telah basah, jembut halusnya mengkilap, semua tak luput dari sapuan liur dan lidahku. Rian mengangkat tubuhku dan mengecup kenungku dengan lembut. Aku terhanyut.
“Aku juga cinta sama kamu. Boleh gak aku mencoba…”
“Sssst.. jangan bertanya. Mintalah, pasti akan kuberi.” Aku tahu betul keinginannya. Dan aku mulai memberinya kesempatan itu. Aku menungging, pantatku ku arahkan ke depan kont0lnya. Aku sempat menunggu. Apa yang ia lakukan? Batinku berpikir sejenak. Lalu tiba2 aku merasakan tangan kokohnya memelukku. Ia menciumi punggungku. Mesra sekali. Ku dengar ia berbisik menciumi telingaku.
“klo kamu takut sakit, gak usah saying.” Mendengar ucapannya aku membalikkan badanku dan menciumnya. Aku membalsnya dan berbisik di telinganya.
“Aku senang, aku telah merindukan ini. Sakit ini untuk nikmat yang tak ada duanya.” Lalu aku kembali ke posisiku. Aku dapat merasakan debaran jantungnya saat aku menciumi telinganya tadi. Yah, ini pertama kali bagi kami.
Aku merasa telapak tangannya mulai membelai belahan pantatku. Ia membelahnya demi menemukan gua kenikmatanku. Ia menciumi kedua belah gunungan kenyal itu. Menggigit kecil. Dan mulai menjilati anusku. Ini yang terbaik hingga saat ini. Lidahnya bermain di sekitar lubang anusku, membiarkan aku menikmati kebasahnku. “Hossh…” aku berdesis menagih yang lebih nikmat yang bias ia berikan. Yah, rudal emasnya. Aku ingin rudal emasnya menjelajahi gua sempit ini. Rian mengangkat wajahnya dan mulai melakukan impian kami berdua. Ia menamparkan kont0lnya ke bantalan pantatku beberapa kali sebelum ia mengadu ujung kont0lnya untuk mnjilati liurnya sendiri yang ada di lubangku.
“Tahan yah sayang!” katanya sambil memasukkan kepala kont0lnya ke lubangku yang masih dara segar ini. Aku tak kuasa menahan air mataku. Perih yang membuatku menggigit kuat gigiku sendiri. Ia melakukannya tanpa pemanasan dengan jarinya. Ini pertama kalinya dan ini terasa lebih bersensasi meskipun menyakitkan. Aku menarik napasku dalam2 dan mencoba merilekskan tubuhku. Aku melihatnya dari bawah perutku. Ia Nampak kenikmatan sekali. Kata2 indah begitu saja keluar dari mulutnya. Wajahnya menengadah ke langit2 mobil.
“Ahhk,, sempiiit.. nikmat sekali sayang.. sempit banget..ss akhh,, hoh.. ehm..” lalu ia mengambil nafas. “Aku coba lagi yah?.” Kemudian, perlahan tapi pasti perih di lubangku dating lagi serentak dengan kont0lnya yang semakin dalam hingga bless.. semua masuk penuh ke liang sempitku ini.
“Uhhmm..” Aku memekik keras agak teriak tak tahan lagi. Ia segera menciumiku dari belakang. Kami saling melumat untuk melepas rasa
sakitku.
“Aku mulai yah.” Katanya setelah melepas ciumannya dariku. Kini aku tak begitu merasa perih, namun aku takut perih itu dating lagi jika ia meng9enjotku.
“Uhhmmm…” ia mengerang panjang ketika pertama kali mengeluar masukkan kontilnya kembali kedalam lubangku. Ia kembali mengulanginya lagi untuk yang kedua kalinya agak cepat. Aku mulai merasa ada sensasi nikmat di dalam sana ketika kont0lnya menusuk makin dalam. Pada pengulangannya yang kelima aku mengerang. “Akhh.. sssayyang.. enak sayyang,, lagihh.. uhmm.. aku mau yang cepet.. uhmmmmmm” erangan panjang itu karena ia menghentakkan kont0lnya keras sekali setelah mendengar eranganku. Ia melajukan rudalnya semakin lama semakin cepat.
“Akhh.. Ukhh.. Okhh.. ehhmm… ooowwhh… hyaahh.. hmm.. “

Kamipun menyatu dalam nafsu dan cinta yang luar dari biasa ini. Erangan dan desahan tak berhenti keluar bersama goyangan pantatku dan kont0lnya yang asyik dan nikmat.
"Uhm.. Sayang, gw.. Pee.. Ngennn.. "
"Didalam a.. Ja.." seakan tahu apa maksud kata2 rian, aku menyuruhnya menembakkan isi rudal 5exy itu dalam lubang kenikmatanku. Tapi ternyata aku salah..
"Bukan,, sa..yangng.. Aku..ma.u.. Kita ganti.. Ohww fvck.. Uhmm.." kata2nya tak bersambung, ia benar2 kenikmatan oleh lubang sempitku.
"Gant..ii.. A..pa.ssayaang?.. Ohw.. Enakk bang..ngeet.."
Lalu rian berhenti meng9enjotku.
"Akhh.. Enak bangettss.. Ganti posisi yuk.. Gw pengen di goyang." kata2nya keluar begitu saja. Akupun menurut saja..
Kini aku berada diatas tubuh rian, duduk di atas kont0l tegaknya..
Sorry kepotong lagi,, tmnku minta hpnya.. Lanjut kapan2


Kont0l rian sangat keras, besar dan kuat. Kont0lku pun turut mengeras sama seperti ia.
"Say..yahng.. ka mu ma u aa ku goyang yah.." aku kembali beraksi merayunya dengan cara se erotis yang aku bisa. Aku lihat rian mengangguk seperti anak manja. "Ok,, kamu tahan yah.."
Aku mulai menggerakkan pantat sempitku ke kiri ke kanan dengan gerakan lembut pelan nan erotis. "Uhmm..." kenikmatan kembali hadir menyapa prostatku. "Okhh.. ukhh.. uhmm.."
"Okhh... u are the 5exiest 4ss... ohmm.. fvck ur sweet 4ss.. okh.." hohh.. rian pun mengerang 5exy di depanku. Perlahan ku percepat gerakanku. Semakin cepat kont0lnya menyodom lubang ku semakin cepat lubangku mengocok kont0lnya. Aku merasa hampir di puncak. Aku bergoyang semkin cepat, kekiri ke kanan naik turun maju mundur naik turun berulang lagi dan semakin cepat.

"Okhhh... okhh.. uhmm.. hhmm.. akhh.. enak.. shh.. hohh.. mmpphh.. ah ya.. yass.. enak.. oh oh oh oh oh uuummm.." aku mengerang panjang saat hampir mencapai puncak. kulihat wajah rian merem melek, ia menggigit bibir bawahnya sambil membenamkan kont0lnya dalam2 menerima pijatan dinding anusku yang mengatup. "Akhh... Fvckk.. Semmpphhiiittts.." "Okhhhhh enakkk.. besarr kuat.. akhhhhhh"

Crroottsss
Crrootttt
ccroottt
Ccrrrottt
Crrooottt
C Crrooottssssssss

"Akh" kami mengakhiri semuanya bersama. Spermaku tumpah ruah membasahi dada bidangnya. Spermanya perlahan menetes keluar melalui sela antara kont0lnya dan dinding anusku. kont0lnya masih di dalam anusku dan aku berhasil memamfaatkan moment itu. Aku meraih sebuah kamera digital, aku turun untuk memeluknya. Tangan kiriku menarik bahunya mendekati tubuhku. Kami berciuman mesra sekali. Sampai akupun mendapat lebih dari sepuluh tangkapan gambar. Lalu aku melepas ciumanku. Ia membelai wajahku sambil tersenyum dan bertanya "Enak gk sayang?" lalu aku menjawab dengan mengemut bibir bawahnya. "Kamu? Enak gak nyobain lubangku?" tanyaku setelah melepaskan emutanku di bibirnya.
"Kamu hebat sayang, rasanya seperti dipijit sepuluh tangan mungil yang kuat. Apalagi waktu kamu orgasme, uhhmm nikmat sempitnya." terpancar senyum penuh cinta dari wajahnya setelah panjang lebar memujiku. Kami kembali terhanyut dalam pagutan bibir. "Kamu juga sangat hebat, aku suka bangt sma kont0lmu" aku menggigit bibir bawahku tanda itu bereaksi kembali. Akhirnya kami melanjutkan babak kedua kami dalam sungai yang tenang mangalir.

Baca Juga : Rian Sahabatku PART 2 : Party 5ex 

Esok harinya aku pulang ke kampung halaman. Dan selama itu aku hanya bisa merindukannya dan berharap ia juga merindukanku. Kami kembali bertemu di terminal. Rian terlambat saat aku pergi. aku hanya dapat sebuah ciuman di wc pria.
Sampai jumpa masa SMA, sampai jumpa di episode selanjutnya.. :)
 Ok, itu dia ceritanya.. Gimana? suka gk? Koment yah biar ada tolak ukur.. Yang suka ngritik silahkan.. Tambahan Ini hanyalah fiktif belaka dengan nama tokoh yang di sengajakan dengan pemilik foto di atas. Dan pengarang nya saya sendiri ALF.

Subscribe to receive free email updates:

7 Responses to "Rian Sahabatku PART 1 : Diary SMA"

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Sama percis dlm kehidupan saya , tp sy gak ada sex nya. ga brani, dia sahabat yg gw sayang dn gw ga mau kehilangan, kenyataan brubah dia pergi ninggalin gw

    ReplyDelete
  3. nice story gaysmacrot.blogspot.com

    ReplyDelete
  4. Pemilihan katanya Bagus dan emosi tokohnya dapet. Tapi aku gk ngerti jalan ceritanya. Kurang gereget juga. Tapi gpp, good job kawan!!!

    ReplyDelete
  5. hay guys,,,, cara mau nulis cerita seperti ini bagi mana iya caranya??? mohon info nya buat yg tau...

    thank,, salam manis dari saya :-)

    ReplyDelete